jump to navigation

Balada Pemilu April 7, 2009

Posted by Abdee in Apa Kata Mereka.
Tags: ,
53 comments

Pemilihan Umum telah Menipu Kita…
Seluruh Rakyat Menyambut Kecewa…
Hak Demokrasi Dikebiri…
Rakyat Kita Belum Merdeka…

Begitulah lirik plesetan dari Lagu Pemilu yang terkenal itu. Saya menyanyikan lagu tersebut ditengah terik matahari, di utara Gedung Purna Budaya (Kini Gedung Koesnadi Hardjasoemantri) dua belas tahun lalu. Saat itu, saya berdiri di tengah demonstrasi Tolak Pemilu ’97, Pemilu terakhir yang digelar oleh rezim orde baru.

Saat itu, demonstrasi terasa istimewa karena pesertanya yang lumayan banyak, sekitar 50 orang. Karena setelah Kasus 27 Juli 1996, demonstrasi adalah tindakan haram dan beresiko tinggi. Sehingga terkadang hanya diikuti oleh 5-10 orang. Itu saja digelar di dalam kampus, dan diawasi oleh aparat intelejen yang jumlahnya ratusan.

Bukan tanpa alasan saya mengikuti demo tersebut. Pemilu orde baru memang sangat tidak demokratis. Selain keberpihakan aparat pemerintah dan sistem yang digunakan sangat tidak adil. Bagaimana tidak, jumlah anggota MPR yang dipilih melalui Pemilu lebih sedikit daripada yang diangkat oleh Presiden dari utusan daerah, golongan, dan ABRI.
(lebih…)

Balada Senyum Sang Pakar Caleg Maret 19, 2009

Posted by Abdee in Jogjaku Jogjamu.
Tags: , , , , ,
58 comments

Sudah beberapa hari ini senyuman sang pakar caleg menyapa saya setiap hari. Baliho senyumnya menjadi pemandangan baru bagi perjalanan saya ke kantor.

Senyumu Bukan Untukku

Senyummu Bukan Untukku

Karena senyumannya adalah ibadah, maka saya pun membalasnya juga dengan senyuman. Tapi, setelah sekian hari saya kemudian merasakan tak beda dengan baliho caleg lainnya. Senyuman sang pakar caleg seolah menjadi teror visual bagi saya. (lebih…)

Balada Pencari Beasiswa Maret 10, 2009

Posted by Abdee in PNS Juga Manusia.
Tags: ,
34 comments

“Ke ruanganku”, begitulah pesan singkat yang saya terima dari Pak Susilo, Bos Besar pagi itu. Singkat, tapi telah mampu membuat saya buru-buru meninggalkan komputer yang tengah saya nyalakan. Apakah Hapenya kembali menebarkan virus atau ada masalah lainnya, saya bertanya dalam hati.

Sesampai di ruangan, Pak Susilo tengah duduk berhadapan dengan dua orang (yang tampaknya) mahasiswa dan membawa map kertas. “Tolong cermati dokumen yang mereka bawa. Jika memang bisa saya tanda tangani, kamu bawa lagi kesini.”

Saya keluar ruangan membawa map dokumen berwarna merah dan dua mahasiwa tersebut mengikuti. Sesampai di ruang tamu, saya baca dan cermati lembar lembar berisi formulir pengajuan beasiswa tersebut. (lebih…)

Balada Tamu Istimewa Februari 27, 2009

Posted by Abdee in Apa Kata Mereka.
Tags: ,
46 comments

Seorang teman serumah kontrakan yang baru saja pulang dari kampungnya di ujung pulau Jawa tiba-tiba bersih-bersih rumah. Seolah ia tak lelah setelah menempuh perjalanan panjang. Tumpukan koran dirapikan, kamar mandi dikuras dan digosok lantainya, lantai dipel, dan gelas-gelas yang berserakan dicuci bersih. Agak mengherankan tapi saya biarkan.

Sorenya saya baru mendapatkan jawaban, saat melihat seorang perempuan muda yang tampaknya tengah ia taksir hadir di kamarnya. Ya ya, teman saya bersih-bersih rumah karena bakal kedatangan tamu istimewa.

Hampir serupa, saya yakin teman saya yang lain (dan keluarganya) juga tengah bersih-bersih rumah karena bakal hadir banyak tamu istimewa. Wajar, karena sebentar lagi ia bakal dikawinkan dinikahkan dengan perjaka pria pujaan hatinya. Rumah adalah tempat resepsi pernikahan mereka. (lebih…)

Balada Coklat …eh Coklit Februari 18, 2009

Posted by Abdee in Lapan Enam, Laksanakan.
Tags: , , , ,
56 comments
coklat untuk kampanye damai pemilu 2009

coklat untuk kampanye damai pemilu 2009

Menurut Gaia, teman saya sesama anggota Front Blogger Gurem, coklat menjadi media baru yang dipakai parpol peserta pemilu 2009 menjadi alat peraga kampanye. Tak seperti poster, baliho, atau spanduk yang merusak pemandangan dan menjengkelkan, coklat tentu saja menjadi media yang menyenangkan untuk merebut hati pemilih dan menjadi media penyampai pesan yang sangat personal. Harganya juga murah, cuma 4 ribu rupiah.

Jauh sebelum parpol pemilu memikirkan kampanye, jauh sebelum Panitia Pemilu terbentuk, saya dan kawan-kawan sekantor juga sudah merasakan nikmatnya coklat..eh coklit pemilu 2009. Apa itu Coklit? Coklat kecilkah? Bukan sodara blogerwan dan blogerwati. Coklit adalah singkatan dari Cocok dan Teliti, yakni proses pencocokan dan penelitian data pemilih pemilu 2009. Istilahnya birokrat banget ya? (lebih…)